Rabu, 23 November 2011 0 komentar

Aktivitas & Hubungan Sosial Kemahasiswaan


Hubungan Sosial Mahasiswa
Pergaulan suatu sikap kebiasaan seseorang dalam komunitas tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kita temukan pergaulan yang beraneka ragam. baik itu pergaulan yang positif maupun yang negatif, namun pada umumnya kita sering temukan pergaulan yang negatif. Dalam pergaluan mahasiswa kita pun dapat temukan pergaulan yang positif dan negatif yang sangat berpenagruh dalam pembelajaraan mahasiswa. UKM . Ada pula suatu organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia. Oleh karena adanya suatu legiatan tersebut, sangat membantu memperbaiki pergaluan mahasiswa yang buruk saat ini dimana kita temukan pergaulan bebas ditengah-tengah kampus, seks bebas, narkoba kita sering temukan di lingkungan kampus pula.
Bentuk masalah
Kondisi mahasiswa saat ini ada beberapa hal yakni mahasiswa yang terjerat narkoba. Tetapi apakah yang terlarut dengan narkoba adalah benar-benar mahasiswa? Apa yang dijadikan ukuran untuk memberikan label "MAHASISWA NARKOBA"? Dimana posisi mahasiswa dalam peredaran barang haram ini? Apakah sebagai pemakai, pemilik/penadah, atau pengedar?.

Di satu sisi mahasiswa mempunyai ketergantungan terhadap orang tua. Di sisi lain, mahasiswa merupakan makhluk dengan energi yang meluap-luap, sehingga terkadang ingin mencoba-coba sesuatu yang baru termasuk "NARKOBA". Karena itulah mahasiswa menjadi sasaran empuk bagi penjaja narkoba.

Mahasiswa harus menguatkan hati, fokus pada cita-cita dan bertekad untuk "MEMBERANTAS NARKOBA" Kepada gerakan mahasiswa kampus lain. Mahasiswa lah yang harusnya menjadi pelopor dalam setiap sendi kehidupan, termasuk dalam memberantas NARKOBA. Mahasiswa memiliki kewajiban tersebut di dalam lingkungan tempat dia berada.

Sejatinya sebagai mahasiswa yang dianggap memiliiki nilai positif di masyarakat, haruslah berperilaku positif pula. Akan tetapi hal tersebut berlawanan dengan kondisi jiwa mahasiswa pada umumnya, selayaknya seseorang yang sedang mengalami masa transisi dalam hidupnya. Sehingga kecenderungan untuk melakukan hal negative dan mencoba sesuatu yang baru yang dapat menarik perhatiannya, akan dilakukan oleh kebanyakan remaja dalam masa ini. Upaya untuk menjauhkan mahasiswa dari narkoba dan menjadikan mereka penyelamat untuk penyalahgunaan narkoba, dapat dilakukan melalui kerja sama tenaga pengajar dan melestarikan kegiatan yang bersifat positif dikalangan mereka.

Permasalahan mahasiswa

a. Perubahan fisik
Perubahan kondisi fisik akan menyebabkan keprihatinan, hanya sedikit remaja
yang merasa puas dengan kondisi tubuhnya (Hurlock, 1999), sementara sebagian
besar mengalami ketidakpuasan. Keprihatinan akan kondisi tubuh dapat
menyebabkan munculnya konsep diri yang kurang baik dan rendahnya harga diri
mereka. Kepuasan terhadap kondisi fisik merupakan hal yang sangat penting, bagi
remaja penampilan fisik beserta identifitas sosial merupakan ciri pribadi yang paling
jelas dan mudah dikenali orang lain dan menjadi daya tarik penting dalam kehidupan
sosial.
                                                                
c. Perubahan sosial
Penyesuaian sosial merupakan salah satu tugas perkembangan yang sangat
sulit. Mereka diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan peran-peran baru,
orang dewasa di luar lingkungan rumah dan sekolah selama ini, menyesuaikan diri
dengan lawan jenis. Di antara bagian yang tersulit dan terpenting adalah
penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh dari kelompok sebaya dan
perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru
dalam dukungan dan penolakan sosial dan nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin.

d. Perubahan kognitif (kemampuan berpikir)
Seperti dijelaskan di atas bahwa mahasiswa sudah mampu berpikir abstrak dan
menggunakan alasan-alasan yang ilmiah, sehingga mereka memiliki kemampuan
untuk memecahkan masalah yang kompleks termasuk mengembangkan alternatif
pemecahan masalah yang mereka hadapi.

Secara singkat sumber masalah yang dialami oleh siswa dan mahasiswa, dapat
dibagi menjadi 2 sumber, yaitu dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).

a. Sumber internal
Masalah yang bersumber dari dalam dapat berupa kondisi diri, kecerdasan, bakat,
minat, fisik, nilai, kreativitas, pribadi, keterampilan belajar, dan sebagainya.

c. Sumber eksternal
Masalah yang bersumber dari luar adalah : kondisi fisik dan sosio-emosional di
lingkungan keluarga dan sekolah/ kampus, hubungan dengan teman/ dosen/
keluarga, status sekolah atau perguruan tinggi, ketidakjelasan orientasi kerja, dan
sarana belajar.

Secara umum masalah yang dihadapi oleh mahasiswa adalah sebagai berikut
a. Karier dan Pekerjaan
- Belum memahami potensi diri
- Kurang memahami bidang kerja yang akan dimasuki
- Ingin mendapat pelatihan pendukung kesiapan kerja
- Khawatir tidak mendapat pekerjaan atau dapat bekerja dengan baik
- Belum merencanakan masa depan
b. Ekonomi dan Keuangan
- Khawatir dengan kondisi keuangan keluarga
- Uang saku tidak yang cukup
- Uang untuk membeli perlengkapan belajar tidak cukup
c. Diri Pribadi
 -  Kurang serius
 -  Kurang percaya diri dan pemalu
 -  Kurang terbuka pada orang lain
 -  Takut tidak diterima dalam kelompok
 -  Pendidikan dan Pelajaran
 -  Kurang memahami istilah asing
 -  Sukar menyelesaikan masalah
 -  Kurang memahami penjelasan dosen
 -  Sukar belajar kelompok
 -  Takut bicara di kelas
 -  Kurang mampu memahami buku & membaca cepat
 -  Kurang kosentrasi
 -  Kurang mampu belajar efektif
 -  Khawatir gagal/mendapat nilai rendah
 -  Cara mengajar dosen membosankan
 - Meragukan manfaat masuk perguruan tinggi

e. Keluarga
- Konflik orangtua anak
- Komunikasi kurang harmonis
- Dijodohkan orangtua
- Dendam terhadap orangtua
- Orangtua mengalami gangguan mental
- Orangtua meninggal dunia

Indikator munculnya masalah
- Indeks prestasi/nilai yang rendah
- Pindah sekolah atau keluar
- Tingkat kehadiran yang rendah
- Masa studi yang panjang
- Banyak cuti
- Perubahan tingkah laku


Cara mengidentifikasi kemunculan masalah

1. Laporan hasil belajar

2. DCM atau AUM

4. Wawancara

5. Diskusi kelompok terfokus (Focus Group discussion/FGD)

6. Metode Sosiometrik
 
;